Death

Di pagi hari kita baru bertemu teman kita. Dia sangat segar bugar, bercanda, mungkin bahkan bekerja bersama. Lalu selang beberapa jam, kemudian, kita mendengar kabar duka, bahwa teman kita tersebut tutup usia. Begitulah misteri kematian yang senantiasa berada disekitar setiap orang hidup.

Kematian beberapa orang di sekitar saya seakan memperkuat kenyataan bahwa hidup itu rapuh, dan kematian begitu dekat. Yang terakhir, seorang ayah/suami dari teman keluarga kami. Beliau masih muda, berusia 47 tahun, boleh dibilang seumuran dengan saya. In fact, banyak teman-teman seumuran saya yang tutup usia sebelum berusia 50 tahun. Kalau sudah begini, rasanya saya pun harus bertanya-tanya, apakah saya akan melewati usia 50 tahun?

Secara sekilas, kematian itu memang terlihat mengerikan. Terlihat kejam. Tapi, lalau dipikir-pikir lagi, kematian itu bukan sesuatu yang buruk atau jahat. Konsep kematian mungkin dijelaskan paling baik oleh Steve Jobs. Menurut Jobs, kematian adalah konsep alam untuk melakukan regenerasi, menghapus yang lama dan memberikan kesempatan kepada yang baru. Orang yang sukses tidak bisa menikmati kesuksesannya selamanya, dan demikian juga orang yg tidak sukses tidak akan selalu tidak sukses. Belum ada orang yang sukses menghindari kematian

Then, what can we do? Menjadi patah semangat dan hidup semaunya? Definitely no. We embrace it.

Hiduplah seakan-akan tahun ini adalah tahun terakhir, bulan ini adalah bulan terakhir, dan bahkan hari ini adalah hari terakhir. Someday you will be right. Lakukan hal-hal yang membuat kita senang. Lakukan hal-hal yang berarti untuk lingkungan atau orang sekitar kita. Dan yang paling penting, kalaupun kita tidak membantu orang lain, jangan sampai kita merugikan orang lain.

Beberapa orang membuat bucket list. Sebagian lainnya berfokus melakukan kegiatan sosial. Ada juga yang terus berkarya dalam bisnisnya. Whatever it is, keep doing it.

And someday, in the last hour, be proud of it.

BSD, 4 Juni 2022